News

Saturday, August 4, 2018

Sang Raja Jalanan


Jalan raya adalah salah satu infrastruktur yang sering digunakan masyarakat pada umumnya , pengguna jalan raya tidak hanya kendaraan pribadi maupun kendaraan umum saja , bahkan jalan raya terkadang juga menjadi salah satu ajang untuk melakukan transaksi jual beli  , sering kita temui pedagang asongan yang mencoba mencari keberuntungannya menjajakan setiap dagangannya , pengamen dan juga pengemis pun ikut serta mencari keberuntungannya di jalan raya , setiap perempatan jalan atau lampu merah seakan-akan bukan lagi menjadi pemandangan yang aneh bagi kita , karena disitulah dimana sebuah kelompok kecil yang berusaha memanfaatkan sarana tersebut untuk mengais rejeki.

Kendaraan yang lalu lalang menjadi sasaran empuk bagi mereka , setiap kendaraan yang berhenti sejenak maka akan mereka sambangi , respon pengguna kendaraan pun bermacam-macam , ada yang senang,terhibur dan terkadang ada yang merasa risih bahkan ada juga yang marah dan mengumpat..

Bagi mereka yang menjajakan dagangannya itu sudah lumrah dan hal yang wajar jika ada yang merasa risih maupun mengumpat , mereka merasa bersyukur jika ada yang mau membeli dagangannya , bahkan ada pula yang mendoakan pengguna kendaraan yang telah membeli dagangannya agar diberi kemudahan rejeki yang berlipat..

Lalu apakah Sang Raja Jalanan itu adalah pedagang asongan, pengamen maupun pengemis?
Bukan...
Lalu siapa..?

Ketika jalan raya sudah mulai sepi dari kendaraan yang berlalu-lalang , adalah suatu kesempatan bagi beberapa Geng Motor untuk melakukan trek balap liar di jalan raya tersebut.

Taruhan adalah piala mereka , berbagai macam taruhan dijadikan hadiah untuk si pemenang , dari mulai uang,obat,minuman bahkan perempuan sebagai taruhan..
Ketika yang kalah tidak mau menerima kekalahan terkadang terjadi keributan sesama maupun antar Geng Motor , cekcok mulut beralih menjadi pertengkaran hebat yang memicu ajang pertikaian hingga peperangan antar Geng Motor bahkan nyawa pun melayang , mati sia-sia hanya untuk sebuah kepuasan..

Lalu apakah Sang Raja Jalanan itu adalah Geng Motor?
Bukan...
Lalu siapa..?

Ketika jalan raya sepi maupun ramai dengan berbagai macam kendaraan yang lalu lalang , motor adalah salah satunya kendaraan yang terbanyak yang melewati infrastruktur ini , tidak hanya pengguna motor yang memiliki surat ijin saja yang bisa mengendarai kendaraan motor ini , bahkan anak-anak yang belum cukup umur pun juga menggunakan kendaraan motor untuk pergi ke sekolah , adalah suatu kesalahan fatal bagi orang tua ketika memperbolehkan anaknya menggunakan sepeda motor , sepatutnya orang tua lah yang menggunakan kendaraan motor tersebut untuk antar jemput anaknya ke sekolah , jika memang tidak bisa mengantar/menjeput anaknya sekolah , minta bantuan keluarga maupun tetangganya yang juga mempunyai surat ijin mengendarai kendaraan bermotor , jangan abaikan masalah yang sepele , karena keselamatan anak anda itu lebih utama.

Orang tua pun juga wajib patuh dengan peraturan berlalu lintas yang berlaku.
Terkadang orang tua yang sering mengabaikan keselamatan berkendara dijalan adalah ibu-ibu , seorang ibu tidak menggunakan helm dengan berbagai macam alasan , bahkan bukan helm saja , surat ijin mengemudi pun tidak mereka punyai dan itupun dengan macam-macam alasan , tak pelak lagi kena tilang pun seringkali mereka dapatkan.

Dan mungkin bagi anda pengguna jalan raya pun terkadang dibikin sebel dengan tingkah laku ibu-ibu yang mengendarai kendaraan motor ini , anda mungkin pernah juga mengalami seorang ibu yang mengendarai kendaraan motor dengan lampu sen sebelah kiri menyala tapi belok ke kanan atau sebaliknya , bahkan ada juga yang mengendarai motor di tengah jalan seolah-olah merasa tidak ada pengguna jalan lainnya dibelakangnya yang membunyikan klakson agar memberikan sedikit jalan untuk kendaraan dari belakangnya.

Pepatah lama mengatakan "Dunia ini milik Kita , yang lain pada ngontrak".
Mungkin itulah yang ada di pikiran ibu-ibu pengendara motor ini , seolah-olah jalanan ini milik mereka , yang lain tidak ada..

So...
Apakah Sang Raja Jalanan itu adalah Ibu-ibu pengendara motor?
Yaa....
Ibu-ibu pengendara motor adalah Sang Raja merangkap Ratu Jalanan

Jadi..?
Berhati-hatilah anda dijalan ketika berada dekat dengan mereka..
Berlaku sabar adalah keselamatan anda dan juga bagi ibu-ibu pengendara motor tersebut..

Patuhilah peraturan berlalu lintas di jalan raya , utamakan keselamatan anda dan pengguna jalan lainnya..

Berhati-hatilah ketika berada dekat dengan kendaraan besar , karena kecelakaan yang merenggut korban  dijalan raya di denominasi oleh kendaraan besar , kebanyakan dari korban karena terlindas kendaraan besar tersebut , hal yang wajar jika sang sopir kendaraan besar berdalih tidak melihat ketika ada yang terlindas kendaraannya , seperti informasi yang penulis dapatkan dari sebuah grub WhatsApp berikut ini :

*  *  Info  Penting  *  *
*Kenapa Kita Harus Mengalah Pada Bus dan Truk Besar*
     "Daripada mengorbankan nyawa seluruh penumpang bus, lebih baik nyawa 1 atau 2 orang pengendara motor yang hilang."
      Kalimat di atas adalah berasal dari sopir bus antar kota antar propinsi.
      Dari kalimat itu, mestinya pengendara motor mengerti  betapa rapuhnya posisi mereka di jalan raya , terutama jika berada di depan , di belakang , maupun di samping bus dan truk.
      Jadi jika misalnya Anda sedang naik motor di jalan raya  mengalahlah  , pada bus dan truk besar. Ini demi kepentingan nyawa Anda sendiri.
      Jika truk atau bus tersebut sibuk  mengklakson  anda untuk minggir , maka berusalah rendah hati dan sabar , dan ke pinggir lah.
      Jangan dimasukkan ke hati mengenai klakson bertubi-tubi dan keras tersebut.
      Jangan baper.!
      Inilah hal-hal yang wajib diketahui oleh pemotor maupun pengendara mobil di jalan raya jika berhadapan dengan truk maupun bus.
      Kita harus menanamkan konsep begini:
1 . Truk yang biasanya mengangkut hasil bumi , sayur-sayuran , bahan bangunan , kontainer dan lain-lain , sangat berjasa bagi perekonomian.
      Mereka memiliki kepentingan yang cukup besar.
Konsep lain:
2 . Bus membawa penumpang banyak , antara 24 hingga 80 orang.
      Jadi , dengan demikian kepentingannya jauh lebih besar dari 1 atau 2 pemotor.
      Supir truk trailer bisa saja mengerem mendadak jika ada pemotor yang jatuh di depannya. Tapi jika dia melakukan itu , bagian belakang atau muatannya akan tidak stabil , akan lari ke kanan atau ke kiri. Jika ada banyak pemotor di sisi kanan dan kirinya akan bisa terjadi terserempet dan tergilas.
      Jadi supir tersebut dengan terpaksa akan membiarkan pemotor yang jatuh tersebut tergilas. Pilihan yang sulit namun logis.
      Jika kita di belakang bus atau truk , berilah jarak lebih kurang 50 - 100 meter.
      Kalau truk atau bus di depan menghidupkan lampu sen kanan , jangan coba-coba mendahului , itu artinya ada kendaraan dari arah berlawanan.
      Kalau mau mendahului truk , gunakan perhitungan.
       Misalnya panjang truk 12 meter , panjang mobil 4 meter , itu artinya kita harus punya ruang untuk mendahului truk sebanyak 4 hingga 5 kali panjang mobil atau motor.
      Jika truk/bus sudah mematikan lampu sen kanan dan berpindah ke lampu sen kiri menyala , kita boleh segera menghidupkan lampu sen kanan mobil/motor kita dan mendahului truk/bus tersebut.
      Jangan lupa kasih kode klakson 2 kali. Itu sebagai tanda ucapan terima kasih , dan mereka semua sudah paham akan kode tersebut.
      Jika terjadi kecelakaan , (tentu saja tidak sengaja) , sopir truk/bus akan lebih memilih korbannya meninggal biar tidak banyak ganti ruginya.
      Kalau korbannya tidak meninggal atau cacat seumur hidup , ganti ruginya bisa ratusan juta dan akan jadi beban pengeluaran ke supir dan perusahaannya , termasuk check up beberapa bulan , dan belum lagi urusan ke polisi.
      Jika korbannya meninggal , paling banter supir truk atau perusahaannya memberi uang damai atau uang kerohiman , dan masalahnya selesai sampai di situ.
      Jika korbannya meninggal pun , pada saat berurusan sama polisi supir truk memiliki alasan yang selalu bisa diterima , yaitu "tidak kelihatan".
      Mengapa ?
      Ukuran truk ataupun bus itu besar sekali , dan tidak mudah bagi supir untuk mengawasi tiap sudut truk setiap saat. Jika ada yang terlindas , sopir truk akan memakai alasan "tidak melihat , atau tidak kelihatan."
      Kalau misalnya keluarga korban ngotot mau perkarakan pengadilan kecil kemungkinan keluarga korban akan memenangkan perkara , karena alasan "tidak kelihatan" bisa diterima oleh akal sehatnya hakim , pengacara , penuntut umum dan semuanya.

      Kemungkinan besar kasus akan diselesaikan di luar pengadilan dengan ganti rugi.
      Kita juga harus mengerti bahwa tidak gampang supir mengendalikan truk atau bus sebesar itu di jalan yang padat dengan kendaraan kecil melaju di sekitarnya.
      Intinya ,  kita harus extra...extra...extra...dan extra hati-hati jika berada di dekat truk/bus besar.
      Jangan pernah berhenti mendadak di depan truk bermuatan jika jarak Anda dengan truk di bawah 12 meter.
      Nyawa Anda akan melayang ! Jika bukan nyawa Anda , nyawa orang di sekitarnya.
      Perhatikan terus lampu sen truk/bus di depan kita.
      Pastikan lampu belakang dan depan motor hidup , karena tidak mudah melihat keberadaan motor yang lampu belakang dan depannya mati.
      Tingkatkan kesabaran , harus waspada , jangan gampang marah terhadap supir truk/bus , apalagi truk trailer dan bus malam.
      Karena beban yang dipikul supir tersebut banyak , selain muatan mereka juga harus memikirkan kehidupan keluarga mereka.
      Semoga bermanfaat , terutama bagi yg akan pulang mudik lebaran.

Dari informasi grub WhatsApp diatas dapat disimpulkan bahwa keselamatan dalam berkendara itu jauh lebih penting , siapapun dan kapanpun ketika berada di jalan raya harus extra hati-hati , jangan mengabaikan hal-hal yang sepele tapi efeknya luar biasa..

Utamakan keselamatan anda ketika berada di jalan raya..

Advertisement

pilih metode komentar anda


Berkomentarlah yang sehat😉
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

No comments:

Post a Comment